Selasa, 29 Januari 2013

Sahabat?

Tergelitik dengan pembicaraan dengan seorang teman yang mengatakan, "Kenapa cewek gampang banget bikin sahabat? Deket sama ini dibilang 'dia sahabatku', deket sama yang laen dibilang ' dia sahabatku'. Gampang banget? Apa bikin sahabat semudah itu? Apa bedanya sahabat dengan temen deket kalo gitu?"
Yupp..bener banget. Aku setuju banget sama dia. Gak semudah itu kita bisa nganggep seseorang sahabat. Bagiku sahabat itu punya makna lebih dalem dari pada sekedar teman dekat, ada sesuatu yang 'Wah' dengan sahabat.
Aku bukan seseorang yang mudah menceritakan masalah pribadiku, mungkin banyak teman merasa aku enak diajak ngobrol, aku rame, bisa cerita banyak hal. Yup, tapi tidak untuk masalahku. Semua yang aku bicarakan hanya sekedarnya saja, banyak topik yang bisa aku keluarkan untuk bikin orang tertarik dan meneruskan obrolan, ya..basa-basi, gak pengen jadi orang yang membosankan kan?
Ntah kenapa banyak orang yang bilang aku bisa bikin orang enak cerita ke aku, selain aku gak lamis atau bocor mulutnya, aku juga pendengar yang baik. Bakat mungkin, orang gak kenal pun kadang mendadak bisa cerita-cerita ke aku tentang masalahnya. Itulah kenapa aku punya banyak teman dekat, tapi belum tentu sahabat. Karena belum ada yang bisa aku ceritakan segala permasalahanku sebenarnya. Banyak teman yang hanya fokus tentang permasalahannya dan mengabaikan bahwa orang yang dicurhatin ini juga punya masalah. Apalagi seorang yang seperti aku yang sulit banget untuk cerita, sangat sulit untuk mancing aku cerita. Aku juga punya prinsip gak suka bikin repot orang laen, termasuk menceritakan masalahku menurutku akan menambah beban orang yang aku ceritakan, biar aku selesaikan sendiri masalahku. Inilah yang semakin menambah tingkat kesulitan aku cerita ke orang lain tentang masalah pribadiku.

Singkatnya, Jika kita punya temen sering maen bareng, cerita-cerita, becanda, kemana-mana bareng, belum tentu dia adalah sahabat, tapi sekedar teman dekat. Bagiku (pribadi), gak mudah mencari sahabat dan menemukannya. Seorang sahabat benar-benar harus bisa saling mengerti dan memahami sifat, sikap dan tau tentang sahabatnya. Walau hanya sekedar tau tentang permasalahan yang sedang dihadapi sahabatnya, tidak perlu menemukan solusi, bukankah dengan menceritakan permasalahan yang dimiliki juga dapat membantu meringankan beban? Butuh orang yang bisa menjadi dekat, akrab, dan dapat dipercaya untuk dapat mendengarkan dan memahami permasalahan seseorang, terutama orang tertutup sepertiku, itulah sahabat.

Perlu hati dan waktu untuk bilang dengan yakin, "Ya, dia sahabatku! My best friends!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Melahirkan Anak Kedua dengan Metode ERACS

 Beberapa hari sebelum lahiran, ada video viral seorang artis yang mengaku 2 jam setelah melahirkan secara C-section sudah bisa duduk, 4 jam...