Teknologi diciptakan manusia untuk memudahkan segala aktivitas manusia, hampir seluruh aspek kehidupan manusia menggunakan teknologi dan komputer. Siklus perkembangan teknologi pun sangat cepat, alat-alat canggih terus diciptakan untuk memenuhi nafsu manusia, mereka tidak sadar atau bahkan tidak ingin tahu bahwa teknologi telah mengasingkan manusia. Manusia terlalu repot untuk mengikuti siklus perkembangan teknologi yang sangat cepat berganti-ganti, karena mereka merasa bahwa jika terlewatkan dan ketinggalan, mereka tidak akan dianggap sebagai manusia modern.
Seperti dalam film Die Hard 4.0 yang menceritakan seorang hacker yang melakukan Fire Sale dengan merusak pusat pengendalian lalu lintas, bursa saham, pusat komunikasi, transportasi, listrik, dan internet. Hacker tersebut dapat menyusup sistem keamanan pada hampir semua aspek kehidupan yang dijalankan dengan komputer. Ia mengendalikan dengan satu alat yaitu komputer miliknya. Inilah salah satu kecanggihan teknologi, banyak hal dapat dilakukan hanya dengan satu alat, namun juga dengan mudahnya kehidupan manusia dapat dihancurkan dengan satu alat.
Mengapa manusia tidak memedulikan dampak teknologi yang akan terjadi (seperti yang digambarkan dalam film)? Apakah teknologi benar-benar dapat menjadikan sebagai manusia modern? Bagaimana teknologi bisa membuat manusia terhipnotis untuk masuk ke dalam sistemnya, padahal manusia-lah yang menciptakannya?.
Sebenarnya tidak dapat dipungkiri bahwa di era yang membutuhkan informasi serba cepat, teknologi memang sangat diperlukan dan bermanfaat bagi manusia. Seperti dalam dunia pendidikan, dengan bantuan internet ilmu pengetahuan dapat dicari dan di dapatkan dengan mudah. Dalam bidang industri, penggunaan mesin dan komputerisasi dapat membantu produktivitas semakin cepat dengan hasil yang banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, telah diciptakan berbagai alat rumah tangga yang dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah penggunaannya dan semakin canggih dengan pengendalian komputer. Dengan teknologi berbagai aktivitas dapat berjalan lebih cepat, efektif dan efisien, sehingga tidak heran jika manusia di zaman ini memang membutuhkan teknologi. Namun, saya tidak setuju jika manusia harus terlalu mengikuti siklus perkembangan teknologi sehingga lupa akan eksistensi dirinya. Dampak teknologi tersebut dapat dihindari jika manusia dapat tetap memegang kendali teknologi, bukan sebaliknya.
Banyaknya pengguna teknologi di semua bidang kehidupan salah satunya ditunjukkan dengan peningkatan jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2008 mencapai angka 4,1 miliar dibandingkan dengan tahun 2002 yang menunjukkan angka 1 miliar (Lembaga Perserikatan Telekomunikasi Internasional, PBB, 2009). Selain itu, penjualan komputer yang dikarenakan perkembangan teknologi dan permintaan global juga mengalami peningkatan. Akhir tahun 2008 menunjukkan penjualan mencapai 1 miliar dan diprediksi tahun 2015 penjualan komputer mencapai jumlah 2 miliar (Forrester Research, Washington, 2007). Dengan semakin banyaknya permintaan komputer juga menambah jumlah pengguna internet. Internet yang semakin murah, cepat dan dapat diakses dengan mudah di banyak tempat menjadikan masyarakat semakin tidak terpisahkan dengan bantuan teknologi dan komputer.
Teknologi dengan segala manfaat dan kelebihannya memang diciptakan manusia untuk memudahkan aktivitas manusia pada hampir seluruh aspek kehidupan. Tetapi karena rasa tidak puas manusia yang terus-menerus, teknologi yang ada terus dikembangkan agar semakin canggih. Akibatnya perkembangan teknologi dirasakan terlalu cepat, alat-alat canggih yang keluar hari ini mungkin tidak dapat dikatakan baru dan canggih lagi beberapa hari kemudian. Hal ini yang menyebabkan manusia lupa akan dampak yang diberikan teknologi. Manusia tidak menyadari bahwa teknologi telah mengasingkan manusia, dengan cara memperdaya manusia dan dunia untuk mempercayai realitas ciptaannya sebagai suatu realitas nyata, dan hasil sistem teknologi diklaim sebagai suatu kebenaran.
Teknologi diciptakan dengan tujuan sebagai bentuk rasionalitas dunia, dalam perkembangan menuju modern. Manusia berharap menjadi rasional dengan adanya teknologi. Namun, teknologi justru membuat manusia semakin tidak rasional, Vattimo (Driyarkara:2005) mengkritik teknologi sebagai reduksi metafisika paling ekstrim atas rasionalitas manusia. Yang terjadi saat ini, manusia yang mengikuti sistem dan pergerakan siklus perkembangan teknologi, dan mereka menganggap hal itu sebagai sesuatu yang modern dan rasional.
Kesimpulan
Teknologi diciptakan untuk kepentingan manusia yang menginginkan sarana untuk memudahkan segala aktivitasnya. Teknologi kemudian memang bermanfaat bagi aktivitas manusia. Hampir semua aspek kehidupan membutuhkan teknologi dan pengendalian komputer. Namun dalam prosesnya, manusia semakin lupa akan eksistensi dirinya karena teknologi telah menciptakan realitas yang dianggap nyata. Manusia semakin tidak rasional dalam menggunakan teknologi, karena mereka terlalu sibuk untuk mengikuti siklus perkembangan teknologi yang kian cepat, sehingga dalam penggunaannya tidak memedulikan fungsi dari teknologi yang dipergunakan. Tidak dapat dipungkiri pada era yang memerlukan informasi serba cepat, manusia memang membutuhkan teknologi, namun sebaiknya manusia dapat mengendalikan diri dalam menggunakan teknologi, jangan sampai teknologi menjerumuskan manusia ke dalam realitas semu. Teknologi sebaiknya dikembalikan pada esensinya, hanya sebagai sarana bagi manusia bukan sebagai pengendali manusia dengan sistem yang dihasilkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius S., Firmansyah. 2002. “Masyarakat Transparan: Harapan dari Postmodernisme (Gianni Vattimo tentang Postmodernisme)” dalam Driyarkara tahun XXV no.3. Jakarta: STF Driyarkara.
Mengapa manusia tidak memedulikan dampak teknologi yang akan terjadi (seperti yang digambarkan dalam film)? Apakah teknologi benar-benar dapat menjadikan sebagai manusia modern? Bagaimana teknologi bisa membuat manusia terhipnotis untuk masuk ke dalam sistemnya, padahal manusia-lah yang menciptakannya?.
Sebenarnya tidak dapat dipungkiri bahwa di era yang membutuhkan informasi serba cepat, teknologi memang sangat diperlukan dan bermanfaat bagi manusia. Seperti dalam dunia pendidikan, dengan bantuan internet ilmu pengetahuan dapat dicari dan di dapatkan dengan mudah. Dalam bidang industri, penggunaan mesin dan komputerisasi dapat membantu produktivitas semakin cepat dengan hasil yang banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, telah diciptakan berbagai alat rumah tangga yang dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah penggunaannya dan semakin canggih dengan pengendalian komputer. Dengan teknologi berbagai aktivitas dapat berjalan lebih cepat, efektif dan efisien, sehingga tidak heran jika manusia di zaman ini memang membutuhkan teknologi. Namun, saya tidak setuju jika manusia harus terlalu mengikuti siklus perkembangan teknologi sehingga lupa akan eksistensi dirinya. Dampak teknologi tersebut dapat dihindari jika manusia dapat tetap memegang kendali teknologi, bukan sebaliknya.
Banyaknya pengguna teknologi di semua bidang kehidupan salah satunya ditunjukkan dengan peningkatan jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2008 mencapai angka 4,1 miliar dibandingkan dengan tahun 2002 yang menunjukkan angka 1 miliar (Lembaga Perserikatan Telekomunikasi Internasional, PBB, 2009). Selain itu, penjualan komputer yang dikarenakan perkembangan teknologi dan permintaan global juga mengalami peningkatan. Akhir tahun 2008 menunjukkan penjualan mencapai 1 miliar dan diprediksi tahun 2015 penjualan komputer mencapai jumlah 2 miliar (Forrester Research, Washington, 2007). Dengan semakin banyaknya permintaan komputer juga menambah jumlah pengguna internet. Internet yang semakin murah, cepat dan dapat diakses dengan mudah di banyak tempat menjadikan masyarakat semakin tidak terpisahkan dengan bantuan teknologi dan komputer.
Teknologi dengan segala manfaat dan kelebihannya memang diciptakan manusia untuk memudahkan aktivitas manusia pada hampir seluruh aspek kehidupan. Tetapi karena rasa tidak puas manusia yang terus-menerus, teknologi yang ada terus dikembangkan agar semakin canggih. Akibatnya perkembangan teknologi dirasakan terlalu cepat, alat-alat canggih yang keluar hari ini mungkin tidak dapat dikatakan baru dan canggih lagi beberapa hari kemudian. Hal ini yang menyebabkan manusia lupa akan dampak yang diberikan teknologi. Manusia tidak menyadari bahwa teknologi telah mengasingkan manusia, dengan cara memperdaya manusia dan dunia untuk mempercayai realitas ciptaannya sebagai suatu realitas nyata, dan hasil sistem teknologi diklaim sebagai suatu kebenaran.
Teknologi diciptakan dengan tujuan sebagai bentuk rasionalitas dunia, dalam perkembangan menuju modern. Manusia berharap menjadi rasional dengan adanya teknologi. Namun, teknologi justru membuat manusia semakin tidak rasional, Vattimo (Driyarkara:2005) mengkritik teknologi sebagai reduksi metafisika paling ekstrim atas rasionalitas manusia. Yang terjadi saat ini, manusia yang mengikuti sistem dan pergerakan siklus perkembangan teknologi, dan mereka menganggap hal itu sebagai sesuatu yang modern dan rasional.
Kesimpulan
Teknologi diciptakan untuk kepentingan manusia yang menginginkan sarana untuk memudahkan segala aktivitasnya. Teknologi kemudian memang bermanfaat bagi aktivitas manusia. Hampir semua aspek kehidupan membutuhkan teknologi dan pengendalian komputer. Namun dalam prosesnya, manusia semakin lupa akan eksistensi dirinya karena teknologi telah menciptakan realitas yang dianggap nyata. Manusia semakin tidak rasional dalam menggunakan teknologi, karena mereka terlalu sibuk untuk mengikuti siklus perkembangan teknologi yang kian cepat, sehingga dalam penggunaannya tidak memedulikan fungsi dari teknologi yang dipergunakan. Tidak dapat dipungkiri pada era yang memerlukan informasi serba cepat, manusia memang membutuhkan teknologi, namun sebaiknya manusia dapat mengendalikan diri dalam menggunakan teknologi, jangan sampai teknologi menjerumuskan manusia ke dalam realitas semu. Teknologi sebaiknya dikembalikan pada esensinya, hanya sebagai sarana bagi manusia bukan sebagai pengendali manusia dengan sistem yang dihasilkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius S., Firmansyah. 2002. “Masyarakat Transparan: Harapan dari Postmodernisme (Gianni Vattimo tentang Postmodernisme)” dalam Driyarkara tahun XXV no.3. Jakarta: STF Driyarkara.
Artikel dari Internet:
Anonymous. 2002, February 4. Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Naik 100%. Retrieved 2 March 2009. From ristek: http://www.ristek.go.id/index.php?mod =News&conf=v&id=245
Doddy Vladimir. 2009, March 3. Jumlah Ponsel di Negara Miskin Naik. Retrieved 2 March 2009. From kompas: http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/03/03/10101538/ jumlah.pengguna.ponsel.di.negara.miskin.naik
Fino Yurio Kristo. 2007, June 12. Tahun 2015, Jumlah Komputer Dunia Capai 2 Miliar. Retrieved 2 March 2009. From detik net: http://detikinet.com/index.php/detik.read/ tahun/2007/bulan/06/tgl/12/time/121942/idnews/792580/idkanal/317
uhhmmm...
BalasHapus