Sabtu, 07 Maret 2020

Prolog: Dag-dig-dug before trip

Source: detikNews
Berawal dari obrolan waktu ketemu, tante Intan bilang kalo mau ke Singapura bulan Maret karena mau nonton konser band Green Day. Si Pabeb kemudian nyeletuk, "Eh gimana kalo kita ikut aja, sekalian jalan-jalan, kan kamu gak jadi ke Singapore tuh gara-gara hamil". Iya, jadi awal nikah kami emang ada rencana mau jalan-jalan ke Singapura berdua setelah umroh, eh ternyata dikasih hamil duluan, yang akhirnya harus nabung buat persiapan bayi ini itu, abis melahirkan juga udah fokus nabung buat rumah, de el el. Belum ada pikiran lagi jadi ke Singapuranya kapan, pokoknya masih rencana aja.
Alhasil kami sepakat kalo ikut nganter tante Intan nonton konser sambil jalan-jalan bareng.
Perjuangan dimulai bulan Januari, Mabeb mulai coba ngurus paspor.
Mulai ngurus surat domisili ke pak RT (yang ternyata dimintain bayaran), kemudian berangkat jauh-jauh ke Kantor Imigrasi bawa Ipo sendiri, riweuh ngurus ini itu di kantor imigrasi sambil bawa Ipo yang gak bisa diem. Dan ternyata..surat domisili yang bayar mahal itu gak kepake cuyy. Jadi sekarang pelayanan kantor imigrasi cepet banget dan lebih mudah. Walaupun beda domisili bisa ngurus dimana aja.
Sempat ngobrol sama ibu-ibu yang dia tinggalnya di kota sebelah tapi ngurusnya lebih milih di Jakarta karena lebih cepet pelayanannya. Waoouuw, keren ginilah Imigrasi sekarang. 👍
Oiya, awalnya coba daftar online yang agak ribet. Pake aplikasi berkali-kali error, hang, gak muncul apa-apa. Udah sampe ngisi daftar diri, kemudian ilang. Frustasi. (Mohon diperbaiki aplikasinya 🙏) Ternyata Pabeb nyoba lewat website lebih lancar, dan data Ipo gak bisa daftar lagi karena sudah terdaftar. Padahal di aplikasinya jelas-jelas gak ada, dan bilang belum terdaftar. Akhirnya coba di cancel, eh gak boleh daftar lagi dong selama sebulan. Ya salam.. 🤦‍♀
Berujung bikin akun lagi pake email lain dan daftar melalui website, dapat barcode, di print. Ketika datang harus sesuai sama jam kedatangan yang udah dipilih, karena masih harus antri lagi ambil nomer antrian. Isi data diri, nunggu dipanggil deh untuk menyerahkan berkas dan menyocokkan data asli. Tinggal foto dan tunggu hasilnya 7hari kerja setelah bayar (tapi jadinya malah 10hari 😑). Yaa sebenernya mudah ngurusnya, cuma riweuh aja sambil bawa anak dan gak ada yang jagain, belum lagi minta pupup ditengah-tengah nunggu antrian 🤦‍♀.
Tante Intan sudah berkali-kali tanya kapan bisa beli tiket pesawat, tapi kami gak bisa memastikan karena Ipo belum punya paspor (kuatir kalo-kalo ada kendala waktu bikinnya). Setelah selesai mengurus paspor Ipo (tinggal nunggu jadi) barulah kita beli tiket dan tiket ke tempat-tempat wisata yang bakal kami kunjungi disana (mumpung ada diskon), sekalian bikin itenerary gitu.
Tante Intan ini kayaknya orangnya well-prepared banget 😆 jadi beli tiket dan sewa penginapan jauh-jauh hari. Survey penginapan pun jauh-jauh hari lho. Kami memilih sewa apartemen karena fasilitas lebih lengkap, seperti ada mesin cuci dan setrika jadi gak perlu bawa baju banyak.
Dibikinin itenerary di google calendar juga yang jadinya cakeup banget kayak gitu. Pokoknya kita tinggal berangkat.
Tetiba jeng-jeng-jeng, muncul berita bahwa status Singapore dinaikkan menjadi Orange karena Virus Corona. Deg-degan. Kami diskusi dan memutuskan untuk tetap berangkat dengan catatan jaga kesehatan dan imun tubuh sebelum berangkat, bawa masker dan handsanitizer jangan lupa.
Bahkan tante Intan email ke KBRI Singapura untuk lebih memastikan lagi (well-prepared  atau perfeksionis ya tante 😆👍). Intinya menurut KBRI semua aktivitas di Singapura berjalan seperti biasa, pokoknya tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan.
Kami masih kekeuh untuk berencana berangkat ke Singapura, walau galau juga sedikit. Rasa khawatir dan waswas akan virus pasti ada, tapi berusaha meyakinkan diri "kan banyak yang sembuh, kan yang meninggal itu kebanyakan karena orang tua dan ada penyakit lain, kan pokoknya jaga kesehatan dan imun tubuh, dsb".
H-7 hari keberangkatan.
Muncullah surat cinta dari perusahaan.
Ada larangan untuk ke luar negeri bagi karyawan dan keluarganya, jika masih berangkat harus dikarantina setelah pulang, dsb. Ribet pokoknya.
Mendadak sedih 😭😭😭
Tante Intan dan Om Timur yang punya peran penting di kantornya kemudian memutuskan gak jadi berangkat karena semua peraturan itu.
Seharusnya minggu ini kita jalan-jalan berlima yaa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Melahirkan Anak Kedua dengan Metode ERACS

 Beberapa hari sebelum lahiran, ada video viral seorang artis yang mengaku 2 jam setelah melahirkan secara C-section sudah bisa duduk, 4 jam...