If you stand for a reason, stand like a tree. If you fall on the ground, fall like a seed that grows back to fight again.
Senin, 15 Juni 2009
Teknologi dan Kebudayaan
Kebudayaan terdiri dari sistem ide, sistem nilai, dan sistem perilaku atau artefak. Sistem ide yang berada pada inti kebudayaan tercermin dalam sistem nilai yang dimiliki masyarakat,baik berupa nilai-nilai atau norma-norma yang ditaati masyarakat, kemudian terbentuklah sistem perilaku atau artefak sebagai bentuk fisik atau yang terlihat dari kebudayaan tersebut. Teknologi merupakan bentuk dari kebudayaan yang diciptakan melalui interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan ide secara simbolik. Melalui interaksi yang terjadi dalam masyarakat, ide untuk menciptakan teknologi sebagai alat bantu bagi manusia tersampaikan dan terciptalah teknologi sebagai bentuk kebudayaan. Teknologi tidak hanya seputar teknik, mesin, dan pengetahuan, namun juga seputar organisasi dan nilai-nilai budaya. Antara teknologi dan kebudayaan terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Teknologi sendiri merupakan bentuk dari kebudayaan, dan dalam penggunaan teknologi kebudayaan juga berperan penting. Namun teknologi saat ini membawa beberapa dampak bagi kebudayaan.
Teknologi merupakan sebuah artefak yang terdiri dari elemen-elemen yang netral. Namun, ketika elemen-elemen ini membentuk suatu konfigurasi, maka netralitas tersebut hilang. Dengan konfigurasi tertentu, artefak teknologi berubah menjadi media hegemoni, dominasi, dan kontrol untuk memenuhi kepentingan sang pencipta konfigurasi tersebut. Ivan Illich dalam Y. B. Mangunwijaya (1985) menjelaskan bagaimana alat yang dikuasai manusia yang akhirnya malah menentukan citra diri manusia tersebut. Contohnya alat-alat industri yang mampu memaksakan makna dan kepentingan si pencipta alat industri kepada pemakainya. Atau dengan dalih untuk lebih memudahkan produksi, tenaga manusia digantikan menjadi mesin, dengan harapan mengurangi biaya untuk membayar buruh namun jumlah barang hasil produksi tidak berkurang, sehingga kepentingan para kapitalis untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya dapat terpenuhi.
Selain itu, teknologi juga dapat merubah suatu kebudayaan. Penelitian Soemardjan dan Breazeale menyimpulkan bahwa teknologi dapat berperan sebagai faktor pembawa ide atau budaya baru yang dianggap sebagai sesuatu yang lebih modern kepada masyarakat tradisional. Salah satu contohnya adalah teknologi komunikasi dan informasi. Dengan dalih untuk memodernkan masyarakat, teknologi mulai merubah budaya masyarakat melalui pertarungan teknologi. Teknologi yang semakin bervariasi saling memengaruhi agar masyarakat menggunakannya. Namun dibalik semua itu adalah persaingan antar sistem ide yang ada pada inti teknologi tersebut. Budaya yang satu ingin menguasai dan memengaruhi budaya yang lain melalui teknologi. Contohnya teknologi Barat yang dianggap sebagai kebudayaan modern membuat masyarakat yang berada di negara-negara sedang berkembang berusaha untuk menggunakan teknologi modern tersebut dalam usahanya menjadi modern. Dibalik itu semua kebudayaan Barat menghegemoni kebudayaan yang lain melalui teknologi tersebut.
Budaya juga merupakan faktor yang berperan penting dalam penerimaan dan penggunaan teknologi. Budaya pada setiap daerah pasti berbeda-beda, dan hal ini memengaruhi proses adopsi terhadap inovasi teknologi. Budaya dapat menjadi filter dari inovasi yang muncul, agar kebudayaan itu sendiri juga tidak hilang karena teknologi yang semakin maju dan mendominasi. Budaya juga dapat menjadi penghalang bagi penyerapan teknologi, karena ada beberapa masyarakat yang justru memiliki nilai-nilai yang melarang masuknya suatu inovasi budaya. Perbedaan budaya juga melahirkan perbedaan dalam memandang teknologi. Walaupun suatu produk inovasi teknologi diciptakan kemudian disebar, maka penggunaanya disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya daerah tersebut.
Kesimpulan
Teknologi merupakan salah satu hasil dari kebudayaan yang diciptakan masyarakat. Walaupun teknologi merupakan artefak dari kebudayaan yang terdiri dari elemen-elemen yang netral, namun setelah terbentuk menjadi satu kesatuan, maka netralitas tersebut hilang. Sehingga teknologi dapat menjadi satu alat untuk menghegemoni, mendominasi, dan mengontrol manusia dan kebudayaannya. Contohnya teknologi Barat yang dianggap modern, ternyata memiliki peran untuk menghegemoni dan memasukkan sistem ide yang ada pada inti teknologi tersebut pada kebudayaan masyarakat yang menggunakannya. Namun budaya juga dapat menjadi suatu filter bagi inovasi teknologi yang akan digunakan, karena penggunaan teknologi sendiri masih harus disesuaikan dengan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mangunwijaya, Y. B (Ed.). 1993. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, Volume I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
____________________. 1985. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, Volume II. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Zulkarimein Nasution. Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif, Jilid 1: Latar belakang dan Perkembangannya. Jakarta: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.
Artikel dari Internet:
Purnama, Affi Astari. 2007, September 10. Kenetralan Teknologi. Retrieved 26 March 2009. From http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task= view&id= 352&Itemid=9.
Widodo, Slamet. 2008, February 01. Perubahan Kebudayaan; Teknologi, Ideologi dan Nilai. Retrieved 26 March 2009. From http://learningof.slametwidodo.com/ 2008/02/01/ perubahan-kebudayaan-teknologi-ideologi-dan-nilai/.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengalaman Melahirkan Anak Kedua dengan Metode ERACS
Beberapa hari sebelum lahiran, ada video viral seorang artis yang mengaku 2 jam setelah melahirkan secara C-section sudah bisa duduk, 4 jam...
-
Beberapa hari sebelum lahiran, ada video viral seorang artis yang mengaku 2 jam setelah melahirkan secara C-section sudah bisa duduk, 4 jam...
-
0–9 1337 - From the word Leet, derived from the word elite 14AA41 - One for All and All for One 2 - too, or to 2B or not 2B - To Be Or Not T...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar