Senin, 08 Maret 2010

Pentingnya Air untuk Hidup Kita



Hari Jum’at, tanggal 5 Maret 2010, pukul 06.30 WIB, Air dari PDAM berhenti. Di beberapa tempat di Kota Malang, pancuran air dari kran air mulai mengecil dan semakin sedikit volume air yang keluar. Sampai akhirnya dalam sehari itu tidak ada satu tetes air pun yang melewati rongga-rongga saluran air di setiap rumah.

Banyak berita terdengar dari mulut-mulut orang yang mencari air, bahwa hal ini akibat dari hujan semalam yang terlalu deras sehingga ada beberapa kerusakan di tanggul. Memang malam itu hujan tidak seperti biasanya. Sepertinya Alloh sedang murka dan ingin memperingatkan hamba-hamba-Nya. Langit tampak begitu gelap tertutup awan hitam yang mengepul, ketika hujan mulai mengguyur Bumi petir dan gemuruh guntur tak henti-hentinya menggelegar. Petir dan Guntur saat hujan memang hal biasa, tetapi intensitas bunyinya malam itu terlalu banyak, benar-benar seperti badai. Hujan pun terus mengguyur dengan derasnya tanpa henti hingga menjelang pagi. Setelah Alloh memberikan banyak air semalaman, ternyata warga di beberapa wilayah Kota Malang harus merasakan kekurangan air pada pagi harinya.

Orang-orang sudah sibuk mencari air dari pagi hari hingga malam menjelang, karena air tak kunjung keluar dari kran kamar mandi, padahal orang-orang sangat membutuhkannya untuk keperluan sehari-hari, mulai dari memasak, mandi, menyiram, dll. Untungnya bak mandi di rumahku tergolong besar dan seperti biasa terisi penuh. Jadi saat ada kejadian ini, keluargaku tidak begitu panik, asalkan ada air untuk wudhu dan buang air kecil/besar dalam seharian itu tidak masalah pikir kami. Dasarnya memang anak-anak dari Mama-Papaku ini paling sulit disuruh mandi, jadi dihadapkan kejadian ini kami santai aja, toh biasanya jarang mandi..hhe

Keadaan di luar benar-benar ribut saat itu. Orang-orang berseliweran mencari air di daerah lain dengan membawa timba, selang air, jurigen, dan tempat-tempat lain yang bisa dipakai untuk membawa air. Atau seperti Papa-ku yang pindah mandi ke Masjid di daerah yang airnya masih keluar.

Setelah kami sekeluarga pulang dari pengajian rutin di hari Jum’at, Mama mencoba membuka kran air dari halaman depan yang ternyata sudah mulai keluar walau hanya sedikit. Mulailah malam itu kami kerja bakti untuk memindahkan air dari kran air di halaman depan ke bak mandi. Selang panjang di sambungkan dari selang air di halaman rumah sampai ke kamar mandi, kemudian di tampung di ember besar, setelah itu baru di pindah ke dalam bak mandi dengan gayung.

Paginya, sehabis sholat subuh, kegiatan ini masih berlanjut. Keluarnya air yang masih kecil kita manfaatkan, karena takutnya aliran air akan mati lagi. Cucian kotor yang sudah menumpuk satu minggu di cuci bersih secepatnya. Semua anggota keluarga harus mandi secepatnya pada pagi hari itu juga. Yang akhirnya memang mandinya jadi dipercepat semua karena tidak biasa mandi memakai air dingin di pagi hari. Brrrrr…. Setelah Mama ‘memaksa’ semua orang untuk mandi (karena sebenarnya anak-anaknya berencana untuk tidak mandi lagi :p), mulailah proses pemenuhan bak mandi lagi. Semua bak mandi di rumah dipenuhi dengan air, ember-ember yang ada juga tak luput dari pengisian air. Hingga malam menjelang lagi, air dari kran belum kembali mengalir seperti biasanya.

Pengalaman dalam 2 hari ini bisa dijadikan pelajaran bagi semua manusia yang masih hidup dan tinggal di Bumi ini. Betapa pentingnya air bagi kita manusia. Terkadang manusia tidak menganggap penting pada nikmat yang diberikan oleh Alloh secara cuma-cuma dan melimpah, seperti oksigen, udara, angin, dan air. Seperti yang tercantum dalam ayat-ayat Al Qur’an dan berulang kali diucapkan, bahwa “hanya sedikit dari kalian yang mau bersyukur”. Kebanyakan manusia menyepelekan nikmat ini dan tidak menjaganya. Padahal baru 2 hari kita disulitkan dalam mendapat air bersih untuk keperluan sehari-hari, tetapi sudah banyak orang yang mengeluh, bingung dan panik untuk mendapatkan air. Apa mereka tidak ingat ketika menyepelekan nikmat air yang masih melimpah ini dengan menghambur-hamburkannya secara berlebihan?. Bayangkan orang-orang yang tinggal di daerah jarang air bersih, yang mana mereka harus membeli sedikit air bersih dengan harga mahal. Dan bayangkan anak cucu kita yang nantinya mungkin akan merasakan hal itu karena air yang jarang karena isu global warming yang sudah dikoar-koarkan saat ini, namun tidak banyak yang peduli.
- - - - - - - -


CuQieZ, March,6th,2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Melahirkan Anak Kedua dengan Metode ERACS

 Beberapa hari sebelum lahiran, ada video viral seorang artis yang mengaku 2 jam setelah melahirkan secara C-section sudah bisa duduk, 4 jam...