Hari Minggu, gak ada ngaji, gak ada acara lainnya, waktunya maen.. Terbesitlah ide untuk ke Gunung Bromo, destinasi wisata yang lagi hits. Sayangnya papa ada acara ke Sidoarjo, jadi kita berangkat sendiri berempat naik motor.
Menurut direktori wisata, jalur ke Taman Nasional Bromo Tengger dari Malang adalah Malang - Tumpang - Gubungklakah - Ngadas - Jemplang - Gunung Bromo. (begitulah kira-kira namanya, karena sebenernya gak tau nama daerahnya, pokoknya ngikutin petunjuk arah). Rute ini kita ambil karena memang lebih dekat dengan rumah. Melewati jalan pedesaan yang permai (?) berkelok-kelok (?) tapi sejuk dan rindang (apasih?). Mama sempat minta turun cuma buat foto di terasiring warga.
Setelah foto itu diambil, jalanan terus menanjak. Sampai dipertigaan ke penanjakan Gunung Semeru, jalanan mulai turun untuk yang ke arah bukit teletubbies. Dari pertigaan itu sudah terlihat pemandangan yang cantik. Menuju ke arah bukit teletubbies jalannya cukup ekstrim, sangat terjal, masih tanah dan bebatuan, ditambah sekarang musim hujan yang bikin tanah jadi lembek dan becek. Dari pertigaan itu sampe yang dibonceng harus turun dulu karena jalan gak memungkinkan dilewati motor berdua, harus pelan-pelan dan hati-hati betul.
Tapi kemudian kita disuguhi pemandangan bukit teletubbies yang cuma bisa kita nilai dengan ucapan, "Subhanalloh.." berulang-ulang.
Jalanan turun terus sampai bertemu gurun pasir. Melewati gurun pasir pun harus extra hati-hati karena bisa-bisa kepleset karena ban motor bisa masuk sampai 5cm kedalam pasir. Memang seharusnya kesini pakai motor trail atau mobil jeep kalo mau aman.
Di parkiran pun Mama sudah minta di foto ( -_-)" Dari parkiran ini jalan menanjak untuk sampai ke tangga Gunung Bromo. Kemiringannya cukup signifikan (?) yang jelas bisa bikin ngos-ngosan pake banget. Sebenernya kalian bisa nyewa kuda untuk naik sampai di bawah tangga penanjakan Gunung Bromo, tapi masa' kalah sama ibu-ibu yang umurnya hampir 60 taun ini..hahah Yup, Mama kekeuh pengen naik dengan kakinya sendiri.